Di suatu hari, Rafiq lagi memberi makan kucing-kucingnya di depan rumah. Lalu datanglah keponakannya. Sebut aja Tiara. Tiara pun bertanya.
"kak, boleh nanya?"
"Oh, boleh... boleh."
"Kucing-kucing kak Rafiq sehat sekali, kakak kasih makan apa?"
"Yang mana dulu dek? Yang putih atau yang cokelat?"
"Yang putih dulu deh."
"Oh, kalo yang putih, kakak kasih makan ikan."
"Gitu ya? Kalo yang cokelat?"
"Yang cokelat, makan ikan juga."
***
"Terus, kucing-kucing kakak ini pernah ilang nggak?"
"Yang mana dulu nih? Putih atau cokelat?"
"Hmm... Yang putih kak!"
"Kalo yang putih sih pernah dulu."
"Oh gitu ya? Kalo yang cokelat?"
"Yang cokelat juga pernah."
***
Tiara mulai terlihat jengkel. Tapi ia terus aja bertanya.
"Tiap minggunya kucing-kucing kakak ini abisin berapa kilo ikan?"
"Yang mana dulu dek? Yang putih atau cokelat?"
"Ikh kakak ini, cokelat dulu deh!"
"Oh, kalo yang cokelat 5KG per minggu."
"Trus yang putih?"
"Yang putih, 5KG juga."
Akhirnya Tiara tidak dapat menahan marahnya. Ia mencubit bahu Rafiq sambil nanya dengan bawel.
"Kakak kenapa sih selalu beda-bedain kucing kakak ini? Padahal jawabannya sama aja!"
"Gini lho dek, soalnya kucing yang cokelat itu, punya kakak."
"Owh gitu ya kak? Maaf deh, tadi dek udah cubit kakak. Kalo yang putih?"
"Punya kakak juga, hehehe!"
"Nyebelin nih kk ya? Hmmmm..." (ARC)
0 komentar:
Posting Komentar